Kamis, 09 Maret 2017

DAMPAK PENCEMARAN SEPTIK TANK TERHADAP SUMUR

dampak pencemaran septik tank


masalah kekeringan bukanlah satu-satunya masalah yang mengancam ketersediaan air warga indonesia, khususnya indonesia selama musim kemarau.tanpa banyak masyarakat sadari, air sumur yang masih tersisa pun, berkemungkinan besar telah tercemar oleh berbagai pencemaran lingkungan sehingga berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit.

salah satu biang keladi adalah bakteri yang berasal dari lubang pembuangan tinja atau septik tank. warga perkotaan yang tidak banyak memiliki ruang membuat lokasi pembuatan sumur warga berdekatan dengan lubang pembuangan tinja atau septik tank.padahal kita ketahui bersama lubang pembuangan tinja yang di buat masih bersifat konvensional yakni berupa sistem serapan dimana air limbah dari kotoran manusia menyusut dengan cara meresap atau merembes ketanah di sekitarnya, termasuk ke dalam sumur jika berdekatan atau arah air tanah mengarah ke sumur anda dan tidak memiliki jarak ideal antara sumur dengan septik tank.

di wilayah perkotaan, khususnya jogjakarta memang memiliki penduduk yang padat. semakin tinggi tingkat penduduk, pemukiman akan semakin rapat dan sedikit memiliki ruang, dan lahan yang terbatas. hal ini berpengaruh terhadap pembuatan saluaran limbah pembuangan tinja. sehingga dalam pembuatan sumur terkadang hanya berjarak sekitar 3 meter, hal ini tentunya tidak sesuai dengan jarak ideal yang telah di tentukan yaitu 10 meter.

hingga saat ini, air tanah masih di konsumsi oleh mayoritas masyarakat jogjakarta. jumlah penduduk yang padat ditambah pendatang yang datang dari berbagai wilayah di idnonesia membuat kota jogja membutuhkan suplai air yang lebih. umumnya warga di jogjakarta menggunakan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air mereka, namun hal ini tidak di barengi dengan jarak yang ideal antara septik tank dengan sumur sehingga banyak menimbulkan pencemaran terhadap sumur mereka. baca  :pengaruh sumur dalam terhadap sumur dangkal

jarak ideal yang telah di tentukan antara sumur dengan spetik tank adalah 10 meter, jarak tersebut telah di hitung berdasarkan usia harapan hidup bakteri yang berkembang dari feses serta kecepatan aliran dalam tanah. harapan hidup bakteri tersebut adalah tiga hari. sedangkan, rata-rata kecepatan aliran air dalam tanah sekitar tiga meter per harinya. dari perhitungan tersebut dapat kita ketahui bahwa perkiraan bakteri sudah mati dalam jarak 9 meter. namun di ambil jarak sepuluh meter diambil untuk menmastikan jarak aman.

dari septik tank, bakteri bisa menyerap dengan bergerak menyamping atau mengarah kebawah sesuia dengan arah aliran air dalam tanah.
kerawanan pencemaran bakteri dari feses utamanya banyak terjadi pada sumur galian, namun bukan berarti sumur bor tidak terlepas ari pencemaran dari bakteri dari feses. hal itu di karenakan tinggi permukaan air kerap sama dengan tingkat kedalaman septik tank. padahal, idealnya permukaan air sumur harus lebih tinggi di bandingkan dengan septik tank.

secara  teori, air tanah akan mengalir ketempat yang lebih rendah. dengan kondisi permukaan air yang berada di bawah septik tank, maka air yang meresap dari septik tank akan lebih mudah mengalir ke dalam sumur.
untuk masyarakat perkotaan memang di anjurkan untuk menggunakan sumur bor, karena penggunaan sumur bor ralatif lebih aman dari pencemaran bakteri yang terkandung dari feses atau kotoran manusia. hal ini di karenakan sumur bor mempunyai rata-rata kedalaman lebih dari 20 meter di bawah permukaan tanah. jika kedalaman septik tank hanya 2 meter, sumur bor bisa mencapai 20 sampai 30 meter. akan tetapi kepastian hidup bakteri tergantung juga pada kondisi lingkungan di sekitarnya. kalau memang ada ketersediann oksigen yang sesuai,maka kemungkinan bakteri masih bisa tetap hidup. baca juga :sumur bor sebagai sumber air yang baik

bakteri E-Coli, tidak akan membahayakan jika memang jumlahnya masih dalam batas wajar. kalau jumlah bakteri tersebut sudah melebihi batas, manusia bisa tersernag gangguan pencemaran. misalnya sembelit atau mencret. bakteri E-Coli menyerang saluran penceranaan. adanya di usus besar. dalam jumlah tertentu memang masih aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar